Pages

Rabu, 23 November 2011

Pemimpin

Dari kepemimpinan semacam itu, patutlah kita berharap lahirnya generasi-generasi baru Ali bin Abi Thalib, yang pada usia mudanya, bahkan sangat muda, telah berani mengambil resiko amat besar untuk bertaruh dengan kematian manakala beliau menggantikan posisi tidur Nabi Muhammad SAW yang pergi meninggalkan Mekah bersama Abu Bakar Assiddiq di malam nan gulita ketika kediaman Rasulullah telah dikepung oleh orang Kafir dengan senjata terhunus dengan misi tunggal: membunuh Rasulullah. Ali bin Abi Thalib muda pasti tahu bahwa peluangnya menjadi korban salah sasaran atau pelampiasan amarah orang-orang Kafir yang murka karena buruannya telah lepas nyaris 100%. Mengapa Ali muda berani mengambil resiko sebesar itu? Selain karena keberaniannya, penulis meyakini bahwa motivasi terbesar adalah karena ia meyakini akan kebenaran tindakan dari pemimpin, sahabat sekaligus gurunya, Nabi Muhammad SAW. Kelak, pada gilirannya Ali bin Abi Thalib memangku tugas sebagai pemimpin, kita tahu, sebagaimana sejarah Islam mencatatnya, bagaimana ia memimpin.